Di sisi positif, tren top up game turut mendorong pertumbuhan ekonomi digital.
Banyak anak muda kini menjadi reseller voucher game atau membuka jasa joki akun, yang bisa menghasilkan jutaan rupiah per bulan.
Industri ini bahkan membuka lapangan kerja baru di bidang digital marketing, e-sports, dan pengembangan platform pembayaran virtual.
Namun, dari sisi sosial, kecanduan top up dapat menimbulkan masalah baru. Pemain yang terbiasa membeli item digital berpotensi mengalami penurunan kemampuan menunda kepuasan (delay of gratification), sehingga mudah terjebak dalam pola konsumtif yang sulit dikendalikan.