Top Up Game Sebagai Gaya Hidup Baru
Fenomena top up kini bukan lagi sekadar aktivitas dalam dunia maya.
Bagi sebagian pemain, memiliki item langka menjadi simbol status sosial di kalangan komunitas game.
Media sosial turut memperkuat tren ini melalui konten showcase akun, turnamen berhadiah, hingga streaming pembelian loot box.
“Sekarang banyak yang bangga pamer item atau avatar game mereka, seperti orang pamer fashion,” ujar Lay Tet Jiu, Konten Kreator Roblox yang aktif bermain Roblox.
Hal ini menunjukkan bahwa dunia virtual kini memiliki nilai gengsi tersendiri, terutama di kalangan anak muda.
Pandangan Pakar Mengenai Perilaku Top Up
Penelitian oleh Muhamad Teguh Hidayat dan Nur Maghfira Aesthetika (2024) dalam jurnal Psikologi
Keterlibatan Pemain menyebutkan bahwa taktik pemasaran game sering kali memanfaatkan aspek psikologis seperti rasa pencapaian, tekanan sosial, dan daya tarik eksklusivitas item digital.
Mekanisme ini secara tidak langsung mendorong pemain untuk terus melakukan pembelian dalam game agar tetap merasa relevan dengan komunitasnya.
Sementara itu, studi oleh Gandi Aditya Pratama dan Arif Surya Kusuma (2024) dalam jurnal Kepercayaan di Internet:
Studi Kasus pada Korban Layanan Top Up Game Online menemukan bahwa perilaku top up berulang sering kali muncul akibat dorongan impulsif dan minimnya literasi finansial digital.
Dalam beberapa kasus, pemain bahkan menjadi korban penipuan karena menggunakan layanan top up tidak resmi yang menawarkan harga murah.
Kedua penelitian ini memperkuat pandangan bahwa fenomena top up tidak hanya berhubungan dengan hiburan digital, tetapi juga mencerminkan tantangan dalam hal pengendalian diri dan edukasi keuangan di kalangan generasi muda